Hilman Najib, Ketua Umum Kwartir Pusat HW. Apa kepanduan Hizbul Wathan itu? Hizbul
Wathan disingkat HW, yang artinya pembela tanah air. HW adalah nama
gerakan kepanduan dalam Muhammadiyah, dengan status Organisasi Otonom
(Ortom), yang bergerak khusus dalam kepanduan. Mengapa Seragam HW berwarna coklat dan biru? Warna
coklat menggambarkan tanah, warna biru menggambarkan air. Sehingga
dengan pakaian seragam tersebut menanamkan jiwa pandu yang cinta tanah
air. Dengan kecintaan tanah air tersebut, mendorong semangat pembela
tanah air. Setangen leher warna hijau menggambarkan tanah yang subur dengan berbagai tetumbuhan. Apa Kepanduan itu? Kepanduan
adalah sistem pendidikan di luar sistem keluarga dan sekolah untuk
menyempurnakan kekurangan di dua sistem tersebut dengan metode yg
menarik, menyenangkan dan menantang. Umumnya dilaksanakan di alam
terbuka. Apa tujuan Kepanduan? Untuk
membentuk warga masyarakat yang berkualitas, dalam arti mampu mandiri,
peduli lingkungan, suka menolong dan berahlak mulia. Apa sasaran pendidikan dan pelatihan kepanduan? Untuk membentuk manusia yang berjiwa pandu, berkepribadian pandu, berprilaku pandu dan memiliki keterampilan memandu. Apa & siapa pandu itu ? Pandu
adalah setiap anak, remaja & pemuda yg berjiwa, berkepribadian
& berprilaku pandu. Mereka menggabungkan diri dalam satu gerakan
kepanduan, di mana para anggota terikat untuk mematuhi undang-undang
pandu. Apa yg dimaksud berjiwa pandu? Jiwa
pandu adalah semangat untuk menjadi pandu seumur hidup;sekali pandu
tetap pandu. Dengan jiwa ini maka semangat yg tertuang dlm 10
undang-undang pandu akan selalu menggelora dalm jiwanya. Apa yang dimaksud berkepribadian pandu? Setiap
pandu kapan dan di mana saja selalu tampil berbeda & bermakna
sehingga masyarakat tahu bahwa orang tersebut adalah pandu karena
terkesan pada sikapnya yg sopan, sabar, senyum & bermuka manis. Berjiwa pandu maksudnya, sekali pandu; seumur hidup pandu. Apa yang dimaksud berketerampilan pandu? Berketerampilan memandu, artinya menjadi warga yang berguna dalam arti mampu hidup mandiri dan menolong orang lain. Mengapa Muhammadiyah mendirikan Kepanduan HW? Untuk membentuk kader Muhammadiyah yang tangguh dan mandiri secara berkesinambungan dari anak – remaja – pemuda. Apa undang-undang pandu itu? Undang-undang pandu adalah pedoman moral yg harus dipatuhi setiap pandu. Bagaimana cara menanamkan, menghayati dan mengamalkan UU pandu kepada anggota? Undang-undang
yg berisi 10 butir tsb selalu dibacakan dalam pertemuan, pelatihan,
perkemahan, api unggun, permainan, perlombaan dan kisah teladan. Dengan
seringnya diucapkan maka undang- undang ini menjadi kode etik seorang
pandu. Bagaimana keanggotaan dalam kepanduan HW? Keanggotaan dipisahkan dalam peserta didik, pembina dan kehormatan. Peserta
didik mulai dari 8-11 th disebut Athfal, 12-16 th disebut pengenal,
17-20 th disebut penghela , 21-25 th disebut penuntun. Sedangkan
pembina terdiri para pimpinan satuan, peserta didik, pelatih,
instruktur, pengurus Kwartir & Qobilah. Anggota kehormatan terdiri
dari pandu wreda, donatur& simpatisan. Bagaimana keanggotaan rangkap Ortom? Sesuai
dengan AD/ART HW, semua usia & gender terwadahi dalam gerakan
kepanduan HW ini. Mulai dari siswa usia 8 th, mahasiswa- 25 th, NA
& PM- 25 th dan anggota tapak suci. Bahkan pengurus Kwartir pusat
sampai cabang banyak dijabat oleh pengurus Muhammadiyah & Aisyah. Dengan demikian, tidak ada masalah dengan keanggotaan rangkap ortom lainnya. Apa yang disebut Kwartir? Kwartir
adalah pimpinan kepanduan HW yg menjadi pengurus di tingkat pusat
(Kwarpus), wilayah (Kwarwil), daerah (Kwarda), cabang ( Kwarcab ) &
di tingkat Qobilah.
Apa yang disebut dengan Qobilah? Qobilah
adalah pimpinan kepanduan HW di tingkat ranting (terdepan). Kalau di
dalam Pramuka disebut Gugus Depan. Kalau HW tempo disebut golongan.
Qobilah ideal terdiri dari seluruh peserta didik, ada athfal, pengenal
, penghela dan penuntun. Namun hal ini susah dilaksanakan. Oleh karena
itu, kwarpus mengambil kebijakan pada tahap awal hanya ada kelompok
usia pun dapat disahkan dapat disahkan sebagai Qobilah. Mengapa HW Dibangkitkan Kembali? • Dengan
dileburkannya HW ke Pramuka tahun 1961, Muhammadiyah merasa kehilangan
sarana utama untuk kaderisasi yang berkesinambungan. • Putra-putri warga Muhammadiyah yang mengikuti Pramuka hanya terbatas pada kegiatan sekolah. • Mereka terlepas dari kehidupan Muhammadiyah di ranting. Sehingga kepekaan sosialnya berkurang. • Sejarah
membuktikan bahwa tokoh-tokoh pimpinan Muhammadiyah dan negara banyak
berasal dari didikan HW. Oleh karena itu, persyarikatan berusaha
memanfaatkan kepanduan HW sebagai kaderisasi yang berkesinambungan. Bagaimana strategi pengembangan kepanduan HW? Dalam
pengembangan kepanduan HW digunakan 2 jalur, yaitu jalur sekolah dan
jalur Pemukman (teritorial). Masing-masing jalur memiliki kelebihan dan
kekurangannya. Namun untuk kelangsungan kaderisasi yang
berkesinambungan, sebaiknya dikembangkan di jalur pemukiman, lewat
ranting Muhammadiyah.. Bagaimana Organisasi Baru yang diharapkan? Dalam
menyusun kepengurusan di kwartir sebaiknya dimulai dengan jumlah yang
kecil tapi representatif. Dengan berkembangnya kegiatan, dapat setiap
kali ditambahkan tugas-tugas baru sesuai dengan kebutuhan. Kalau
dimulai dengan jumlah yang besar, maka kesulitan bagi ketua untuk
mengganti mereka yang ternyata tidak dapat berpartisipasi aktif.Dalam
memilih personalia, perlu ditempatkan orang-orang yang pintar
(kompeten), benar (amanah) dan punya waktu (’kober’). Biasanya,
kepengurusan yang kecil akan lebih lincah dan luwes. Tanya
Jawab ini ditayangkan secara interaktif, sehingga terbuka bagi
tanggapan dan Tanya jawab lebih luas. Insyaa Allah akan memperjelas
keberadaan HW setelah dibangkitkan.
|